Rabu, 07 Juni 2017

Manusia dan Kegelisahan

Manusia suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Kegelisahan ini, apabila cukup lama hinggap pada manusia, akan menyebabkan suatu gangguan penyakit. Kegelisahan(anxiety) yang cukup lama akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia.

Faktor terjadinya kegelisahan atau kecemasan

  1. Ketidak mampuan seorang dalamenghadapi kenyataan hidup.
  2. Munculnya rasatakut tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
  3. Situasi budaya kita yang belum mapan betul.
  4. Adanya dorongan kegelisahan dari dalam hati nuraninya sendiri.
  5. Adanya perasaan takut kehilangan hak maupun nama baiknya.
  6. Karena sedang menunggu sesuatu. 
  7. Faktor dari luar yang terjadi karena lingkungan dimana ia tinggal dan masyarakat sekitarnya.

Bentuk - bentuk kegelisahan

  1. Keterasingan: Keterasingan mempunyai arti perihal yang berkenaan dengan ketersisihan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain
  2. Kesepian: Perasaan sepi singgah dihati manusia tergantung dari masalah yang menimpa jiwa orang yang mengalaminya. Orang yang mengasingkan diriny sehingga terjadi kesepian mungkin karena kesombonganya atau sikap rendah dirinya. Namun sebab utama orang kesepian adalah takut kehilangan hak hidup dan hak memilih nama baik, selain itu juga disebabkan oleh frustasi.
  3. Ketidakpastian: Orang yang pikiranya terganggu tidak lagi berpikir secara jernih, teratur untuk logis mengambil kesimpulan, karena dalam pikiranya selalu menerima rangsangan lain yang baru, sehingga pikiranya kacau.

Contoh Kegelisahan

  1. Seorang murid gelisah karna belum mengerjakan tugas.
  2. Seseorang gelisah saat terjebak macet karena akan terlambat bekerja.
  3. Gelisah karena sudah melakukan kesalahan yang tidak bisa dihadapi.
  4. Gelisah karena sudah berbohong atau menyembunyikan sesuatu yang tidak ingin terungkap.
  5. Kegelisahaan orang tua ketika anaknya terlambat pulang ke rumah tanpa kabar.
  6. Dll.

Manusia dan Pandangan Hidup

A. Ideologi

Pandangan Hidup sangat berhubungan dengan ideologi karena Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan - gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan citacita.

Dalam perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.

1. Pandangan Hidup

Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.

Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.

Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.

Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.

Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila sedang dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
  1. Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini.
  2. Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
  3. Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya.
  4. Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya.
  5. Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.

Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun demikian, pandangan hiup erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan cita-cita atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.

Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak selamanya bersifat positif.

Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.

Manusia dan Harapan

Manusia

  • Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansakerta), “mens”(Latin), yang berarti berfikir,berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). 
  • Secara umum manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain. 
  • Jadi Manusia itu adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain.

Harapan

  • Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi, Dengan demikian harapan menyangkut masa depan. 
  • Setiap manusia memiliki harapan yg berbeda-beda. Harapan sso tergantung pd pengalaman, pengetahuan, lingkungan hidup, serta kemampuan masing-masing. 
  • Berhasil tdknya sebuah harapan tergantung dari usaha yg dilakukan oleh org tersebut. 

Manusia & Harapan

  • Setiap manusia pasti memiliki harapan untuk kehidupannya, harapan-harapan yang baik pastinya. 
  • Manusia yang tidak memiliki harapan dalam hidupnya adalah manusia yang memiliki sifat pesimistis, gampang putus asa, dan mudah menyerah. Tidaklah baik memiliki sifat seperti itu. Sekecil apapun harapan yang ada kita haruslah percaya pada harapan tersebut, karena itulah yang memberikan semangat pada kita untuk dapat terus berlanjut pada apa yang ingin kita raih. 
  • Setiap manusia memiliki harapan yg berbeda-beda. Harapan tergantung pada pengalaman, pengetahuan, lingkungan hidup, serta kemampuan masing-masing.

Sebab Manusia mempunyai Harapan

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial, sehingga ada 2 hal yang mendorong org hidup bergaul degan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
  • Dorongan kodrat, ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua. 
  • Dorongan kebutuhan hidup, sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Abraham Maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi lima macam. Lima macam kebutuhan itu merupakan lima harapan manusia, yaitu:
  1. Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)
  2. Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)
  3. Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (being loving and love)
  4. Harapan memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan (status)
  5. Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self-actualization)

Harapan & Cita - cita

          Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintar. 
          Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
          Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
  • Kelangsungan hidup 
  • Keamanan 
  • Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai 
  • Diakui lingkungan 
  • Perwujudan cita-cita

Harapan & Do'a

          Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, doa adalah permohonan kepada Tuhan. Berarti doa adalah suatu permohonan yang ditujukan kepada Tuhan yang di dalamnya ada harapan.
          Orang yang berdoa bukan hanya sekedar sadar bahwa kekuatanya lemah, tetapi ada unsur keyakinan bahwa berdoa itu merupakan kewajiban. Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kamu kepada-ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (akan mengabulkan doamu)” QS. Ghafir: 60. “maka wajib atas kamu untuk berdoa” (H.R. Turmidzi).

Kelemahan manusia itu, dilukiskan sebagai berikut:
  • Manusia hidup dalam kondisi ketidakpastian 
  • Terbatasnya kesanggupan manusia 
  • Manusia hidup bermasyarakat

Harapan & Kepercayaan

  • Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
  • Kepercayaan adalah hal - hal yg berhubungan dgn pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
  • Dengan contoh berbagai kalimat yg sering diucapkan sehari-hari, maka jelaslah kpd kita bahwa dasar dr kepercayaan adalah kebenaran.
Contoh Harapan:
  1. Harapan mendapat nilai bagus dari pekerjaan yang telah dilakukan.
  2. Harapan orang tua melihat anaknya meraih kesuksesan.
  3. Harapan diberikan kelancaran dalam perjalanan.
  4. Dsb.